Minggu, 03 Juni 2012

12.Wacana
Wacana diartikan secara sederhana oleh Poerwadarminta sebagai ucapan, percakapan. Harimurti Kridalaksana dalam kamus linguistik, wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 1983). Waccana itu sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
     Berdasarkan pengertian wacana, ciri-ciri dan sifat wacana dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur,
2.    Wacana mengungkapkan suatu hal (subjek),
3.    Penyajiannya teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan semua situasi pendukungnya,
4.    Wacana memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu,
5.    Wacana dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental
Berdasarkan analisisnya, ciri-ciri dan sifat wacana adalah sebagai berikut:
1)    Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use-menurut Widdowson),
2)    Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi (Firth),
3)    Analisis wacana   pemahaman rangkaian tuturam melalui interpretasi semantik (Beller),
4)    Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (Labor),
5)    Analisis wacana diarahkan pada masalah memakai bahasa fungsional (Coulthard)
Ciri-ciri dasar lain
1.    Analisis wacana bersifat interpretasi pragmatis, baik bentuk bahasanya maupun maksudnya,
2.    Analisis wacana banyak bergantung pada interpretasi terhadap kontteks dan pengetahuan yang luas,
3.    Semua unsur yang terkandung di dalam wacana di analisis sebagai suatu rangkaian,
4.    Wujud bahasa dalam itu lebih jelas karena di dukung oleh situasi yang tepat,
5.    Khusus untuk wacana dialog, kegiatan analisis terutama berkaitan dengan pertanyaan, jawaban, kesempatan berbicara, penggalan percakapan dan lain-lain.
Wujud dan jenis wacana
    Segi realitas
    Sebagai media komunikasi
    Segi penyusunan
•    Wacana naratif adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan tokoh pelaku (orang I atau III) dengan maksud memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca.
•    Wacana prosedural adalah rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara berurutan yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur yang berikutnya.
•    Wacana hortatorik adalah tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasehat. Kadang-kadang tuturan itu bersifat memperkuat keputusan atau agar lebih menyakinkan, sedangkan tokoh penting di dalamnya adalah orang II.
•    Wacana eksporitorik adalah rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran. Tujuannya adalah tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas dari sekedar ebuaha pernyataan yang bersifat global atau umum.
•    Wacana deskriptip adalah rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuannya adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar atau pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung.
Konteks wacana
1.    Latar
2.    Peserta
3.    Hasil
4.    Amanat
5.    Cara
6.    Sarana
7.    Norma
8.    Jenis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar